Hai engkau yang menari di atas bangkai
Turunkan kakimu!
Sadar, di atas apa kakimu bertumpu
Loncatanmu meremuk tulang belulang
Pecah tengkorak, bersepai daging terburai
Tawa melengking menyelusup hingga celah tebing
Tapi, aku tidak bergeming
Hai engkau yang berloncatan di atas bangkai
Sudahi meludahmu!
Berhenti mencemari sumber air mengalir
Berhenti meracuni dengan kata-kata toksid
Masamu sudah berlalu
Kita sudah berbeda alam
Pilih bertenang, atau
Kutenangkan
Ludahmu mencipta api
Tapi tak mampu mencederai
Ludahmu mencipta api
Bakar diri sendiri
Cuih!
Ke nerakalah berikut ludahmu!
(Johan Arifin)