DumaiHeadlines.com – Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kota Dumai yang dinakhodai Agoes S Alam berupaya menyuarakan terancam punahnya Harimau Sumatera di Hutan Senepis melalui seni.
Langkah itu pun telah mereka awali melalui acara bertajuk “Pantera Tigris Sumatrae: Vox Critica dalam Musik, Monolog, dan Sajak-Sajak Kepunahan” yang berlangsung di halaman Sekretariat DKD Kota Dumai, Minggu (29/6/2025).
Menurut Agoes, DKD Kota Dumai sebagai lembaga berkesenian dan juga kebudayaan memiliki peran penting untuk terus menyuarakan ketidakpedulian pihak-pihak yang harus bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Baca juga: Harimau Senepis Terancam Punah, DKD Kota Dumai Ungkap Keprihatinan Melalui Seni
“Seni bukan hanya terbatas pada ruang, seni juga harus memberikan kontribusi terhadap pemikiran-pemikiran bahkan gerakan terhadap penyelamatan-penyelamatan yang selama ini menjadi persoalan kita bersama,” ujar Agoes di depan Sekretariat DKD Kota Dumai, baru-baru ini.
Sebagai aksi nyata kepedulian terhadap Harimau Senepis, DKD Dumai juga berencana untuk menyerahkan Petisi Selamatkan Harimau Senepis kepada Gubernur Riau, pejabat terkait di Kota Dumai, hingga aparat penegah hukum (APH).
“Dalam waktu dekat kami akan menyiapkan resolusi konkret terhadap perjuangan ini dalam bentuk tulisan yang akan disampaikan kepada Gubernur Riau, pejabat di Dumai, pihak APH, agar lebih membangun sense of belonging terhadap kerusakan alam yang ada di Kota Dumai,” kata seniman yang telah menulis sejumlah buku sajak ini.
Dia pun menyebutkan bahwa seni merupakan bahasa universal yang bisa menyentuh hati, mengedukasi, dan menggerakkan masyarakat untuk peduli pada Harimau Sumatera.
“Kolaborasi antara seniman, aktivis, dan pemerintah sangat penting agar kampanye selamatkan Harimau Senepis ini tidak berhenti di karya, tapi juga berdampak nyata,” sambungnya melalui aplikasi pengirim pesan, Kamis (3/7/2025).
Lebih lanjut, dia sangat yakin bahwa Pemerintah Kota Dumai bakal mendukung upaya DKD Dumai untuk melakukan penyelamatan lingkungan, khususnya Harimau Senepis.
“Harimau Sumatera di Hutan Senepis adalah bagian penting, bukan hanya Riau atau Dumai, tapi bagian dari dunia. Harimau Sumatera, khususnya yang ada di Kota Dumai, hari ini informasi terakhir yang kami dapat hanya tersisa sepasang dan tiga ekor anaknya,” jelas Agoes.
Sementara itu, terhadap DKD Kota Dumai yang bakal dipimpinnya selama 2025-2030, Agoes berharap, dengan awal yang penuh semangat, pengurus dan komite-komite DKD Dumai bisa sama-sama membangun dewan kesenian yang lebih berani menyuarakan segala permasalahan yang ada di masyarakat melalui pemahaman-pemahaman seni yang pendekatannya lebih kepada kemanusiaan.
“Satu lagi yang saya pikirkan bahwa ini perlu kita bangunkan, kita bangkitkan dalam rangka menciptakan dewan kesenian yang lebih modern, bukan hanya pada konsepsi-konsepsi dan tulisan-tulisan karya atau teriakan-teriakan yang tidak bermakna, tetapi lebih pada bagaimana menerapkan perjuangan dalam bentuk konkret, yakni mengimplementasikan apa yang jadi pemikiran kita bersama selama ini,” pungkas Agoes dengan penuh harap.
@dumai.headlines Dewan Kesenian Daerah Kota Dumai menggelar acara bertajuk “Pantera Tigris Sumatrae: Vox Critica dalam Musik, Monolog, dan Sajak-Sajak Kepunahan” di halaman Sekretariat DKD Kota Dumai, Minggu (29/6/2025). Kegiatan ini menghadirkan sejumlah seniman Dumai, di antaranya Syahnurul Alfitri, Aca Suhada, Zakri Hidayat, Muzni, Arif Budiman, Candra Lingga, Agoes S. Alam, hingga Tyas, AG. Selain itu, acara ini turut mementaskan sajian musik akustik dari Jerry Suchyar, serta teater monolog berjudul Jalur Purba Kedunguan dari Aditya. Acara yang jadi bentuk keprihatinan seniman atas nyaris punahnya Harimau Sumatera di Senepis ini digagas oleh Ketua terpilih DKD, Agoes S. Alam. #harimau #harimausenepis #harimausumatra #harimausumatera #panteratigris #panteratigrissumatra #dumai #dumairiau #kotadumai #sajak #monolog #dewankeseniandumai
