DumaiHeadlines.com – Aliansi Masyarakat Nerbit (AMN) tak kenal lelah dalam memperjuangkan Sungai Nerbit Kecil yang telah ditimbun PT Oleokimia Sejahtera Mas (OSM).
Setelah melakukan demonstrasi pertama pada 24 Desember 2024, AMN kembali menggelar aksi unjuk rasa jilid kedua. Kali ini, demonstrasi yang dilakukan lebih dari sehari.
Ya, pada 15 April 2025, AMN memulai aksi demonstrasi jilid kedua. Mereka pun menyasar gerbang PT OSM dan PT Energi Sejahtera Mas (ESM) yang berada di Jalan Nerbit Kecil, Lubuk Gaung, Dumai, sebagai lokasi demonstrasi.
Ratusan massa AMN sudah terkonsentrasi di depan gerbang PT OSM sejak pukul 09.00 WIB, Selasa (15/4/2025). Mereka membuka aksi demonstrasi dengan membakar ban. Selanjutnya, beberapa orang melakukan orasi melalui pengeras suara yang berada di mobil komando.
Selama hampir 2 jam massa AMN menyampaikan aspirasinya di depan gerbang PT OSM. Setelah itu, mereka melanjutkan aksi demonstrasi di gerbang PT ESM.
Di awal aksi unjuk rasa di depan gerbang PT ESM sempat terjadi insiden antara massa AMN dengan pihak kepolisian yang mengawal demonstrasi. Akibat kericuhan itu, 2 orang dari massa AMN menderita luka gores. Satu orang mengalami luka gores di leher kirinya, satu lainnya di bagian belakang lehernya.
Namun, tidak lama kemudian, aksi kembali berjalan damai. Kedua belah pihak mampu menahan diri guna menghindari kericuhan yang tidak diinginkan.
AMN Sampaikan Lima Poin Pernyataan Sikap
Demonstrasi jilid kedua di hari pertama ini sendiri berakhir sekitar pukul 14.45 WIB. Massa membubarkan diri dengan tertib, sementara dari pengeras suara koordinator aksi menyampaikan bahwa AMN akan melanjutkan aksi demonstrasi pada Rabu (16/4/2025).
Namun, sebelum membubarkan diri, sang koordinator aksi menyampaikan pernyataan sikap dalam demonstrasi ini. “Kami Aliansi Masyarakat Nerbit dengan ini menyatakan sikap,” pekik koordinator aksi Roni Iriandani.
“Pertama, kami masyarakat Nerbit Kecil lahir dan tumbuh di kampung kami ini, mengecam perbuatan melanggar hukum oleh Sinarmas Grup yang telah sengaja menimbun dan menghilangkan Sungai Nerbit Kecil,” ucap Roni yang membacakan pernyataan sikap dari selembar kertas di tangannya.
Kedua, lanjut dia, Sinarmas Grup telah melakukan penimbunan sungai tanpa izin, terbukti sah dan jelas melanggar hukum sebagaimana dijelaskan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera III (BWSS 3) dalam Berita Acara Audiensi Nomor 14/Rekomtek/BA-Audiensi/Bws3/2025 tanggal 12 Maret 2025.
“Kemudian, Sinarmas Grup dengan sengaja melanggar UU No. 17 tahun 2019 tentang Kehutanan dan Lingkungan Hidup, UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan PP No. 38 tahun 2011 tentang Pengelolaan Sungai,” ujarnya.
“Keempat, kami masyarakat Nerbit Kecil dengan ini meminta kepada aparat hukum untuk mengusut tuntas, menangkap dan mengadili Sinarmas Grup yang telah membegal hukum, merampas dan merusak Sungai Nerbit Kecil,” sambung Roni.
“Dan poin terakhir, kami masyarakat Nerbit Kecil bukan masyarakat yang anti kemajuan, bukan masyarakat yang anti pendatang. Kami senang perusahaan datang membangun kampung kami, tapi kami ingin hukum negeri ini hadir dan berlaku di kampung kami,” tutupnya.
Sesaat setelah membubarkan diri, AMN mengingatkan pihak perusahaan untuk tidak mencopot spanduk dan banner yang mereka pasang di gerbang PT ESM. “Jangan sekali-kali pihak perusahaan untuk mencopot dua spanduk/banner kami ini,” tegas Roni sembari menunjuk dua spanduk tuntutan mereka.
Aksi Demonstrasi Jilid 2 Hari Kedua
AMN memenuhi janjinya untuk menggelar aksi demonstrasi di hari kedua, yakni Rabu (16/4/2025). Sedikit berbeda dengan unjuk rasa sebelumnya. Ya, pada hari kedua ini, terdapat sejumlah ibu-ibu dan kaum hawa di aksi demonstrasi ini.
Tampak juga ibu-ibu yang terlihat sudah berumur berada di bagian depan massa aksi. Tidak seperti lainnya, mengingat usianya yang sudah cukup tua, ibu-ibu itu mengikuti aksi unjuk rasa dengan duduk di kursi yang telah dipersiapkan.
Aksi demonstrasi hari kedua ini pun berlangsung sangat damai. Sementara, salah satu orator, Suyono dalam penyampaian aspirasinya melalui pengeras suara, mengecam pihak perusahaan yang melakukan penimbunan sungai namun seperti tidak tersentuh hukum.
“Sungai Nerbit Kecil telah hilang, namun hingga detik ini hukum tidak dapat menyentuh mereka. Padahal aset negara, yakni sungai, telah hilang,” tegas Suyono seperti dikutip dari orasinya, Rabu (16/4/2025).
AMN Melawan Arogansi Sinarmas Grup
Koordinator Aksi, Johan Arifin saat ditemui usai demonstrasi, kembali mempertegas penentangan AMN terhadap arogansi Sinarmas Grup.
“Sebagaimana yang pernah saya katakan, mereka sudah empat kali melakukan tindakan yang arogan. Seperti membenturkan kami dengan kelompok masyarakat lain saat demo pertama 24 Desember 2024 lalu,” kata Johan yang mengenakan peci hitam dengan motif emas, Rabu (16/4/2025).
“Mereka juga tidak menghadirkan petinggi terasnya ketika diundang Komisi II DPRD Kota Dumai untuk Rapat Dengar Pendapat pada 18 Februari 2025. Di situ, mereka juga menyalahgunakan berita acara ekspose dari Tim Rekomtek BWSS III,” sambungnya.
Dan yang paling membuat kecewa, kata Johan, pihak Sinarmas Grup menutup komunikasi dengan AMN sejak BWSS III mencabut Berita Acara Ekspose yang disalahgunakan dalam RDP dengan Komisi II DPRD Kota Dumai.
Baca juga: Geram dengan Arogansi Sinarmas Group, AMN Kembali Gelar Aksi Demonstrasi
Johan pun menyampaikan bahwa AMN tidak akan berhenti melakukan aksi demonstrasi selama tidak ada solusi terhadap masalah penimbunan Sungai Nerbit Kecil yang telah dilakukan pihak Sinarmas Grup.
