DumaiHeadlines.com – Seorang ibu rumah tangga, Inong Fitriani, 57 tahun, tengah menjalani proses hukum terkait dugaan pemalsuan dokumen kepemilikan tanah. Kasus Ibu Inong ini pun viral dan menjadi sorotan banyak pihak.
Di dunia maya, cukup banyak tersebar komentar warganet yang tampaknya sudah mulai mengarah dukung mendukung, baik ke arah Ibu Inong maupun pihak yang berseberangan, Toton Sumali. Hal ini pun dikhawatirkan memicu konflik masyarakat.
Terkait hal tersebut, tokoh pergerakan Kota Dumai, Agoes S. Alam menyampaikan sikapnya. “Jujur kalau ditanya, saya mendukung penegakan hukum sebab negara kita ini negara hukum,” kata Agoes usai kegiatan diskusi bulanan di Sekretariat DPC SBSI’92 Kota Dumai, Rabu (14/5/2025).
Kendati lebih banyak elemen masyarakat yang mendukung Ibu Inong, Agoes pun tetap menghormatinya, karena itu menyangkut juga menyangkut aspek kemanusiaan.
“Itu hak mereka dan itu sah-sah saja, dan kita wajib menghormatinya, tentunya ketika saya berbeda dengan mengatakan mendukung penegakan hukum atas kasus ini boleh dong. Yang terpenting bagi saya, dukungan itu tentunya bentuk dari rasa kemanusiaan, bukan mengintervensi hukum,” jelas Agoes.
Dalam kesempatan ini, Agoes juga mengapresiasi Anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka alias Oneng yang siap mengawal Ibu Inong. Agoes merasa salut dengan respons Rieke Diah Pitaloka, dan sikap tersebut sangat dibutuhkan masyarakat.
“Namun saya sangat yakin bahwa kawan-kawan di DPR RI juga pasti berpikiran sama bahwa penegakan hukum adalah harga yang tidak bisa ditawar di negara ini,” sambungnya.
Agoes berharap semua pihak untuk mendukung dan mengawal penegakan hukum kasus Ibu Inong vs Toton Sumali ini. “Biarkan proses hukum berjalan sebagaimana mestinya dan tugas kita adalah mengawal proses hukum ini agar tidak ada intervensi dari pihak manapun,” ungkapnya.
Sementara itu, kasus ini sudah masuk tahap II, yang artinya berkas perkara telah diserahkan dari kepolisian ke kejaksaan, dan akan segera masuk ke pengadilan.
Ibu Inong sendiri sudah masuk dalam sel penjara, sehingga banyak yang meminta dilakukan pendekatan humanis dan penangguhan penahanan.
“Semoga di persidangan nanti semua akan terungkap sesuai fakta dan bukti yang ada,” pungkas Agoes.
